Jika berbicara mengenai pengguna Twitter paling populer di Indonesia, maka nama penulis sekaligus komedian Raditya Dika mungkin muncul di benak Anda. Akun Twitter-nya yang memiliki lebih dari 13 juta followers membuatnya digandeng oleh sejumlah brand ternama sebagai influencer yang mampu membantu melakukan penetrasi pasar.

Bekerja sama dengan seorang influencer di media sosial memang kerap dilakukan brand untuk menunjang pemasaran produk. Influencer dipandang sebagai sosok yang memiliki kapabilitas untuk mempengaruhi audiens agar menggunakan sebuah produk. Meski begitu, memilih influencer tidak harus selalu berpatokan pada jumlah followers.

Relevance is King

Tidak semua influencer relevan dengan semua brand. Memaksakan keduanya bersinergi bisa menjadi bumerang yang justru mencemarkan nama brand itu sendiri. Kepribadian influencer yang serasi dengan produk yang ingin ditampilkan sejatinya merupakan hal yang berperan penting dalam tercapainya target jumlah pengguna produk. Influencer yang mampu mengomunikasikan produk sesuai dengan target market-nya (followers) tentunya jauh lebih menguntungkan brand.

Sesuaikan Konten dengan Personality

Bekerja sama dengan influencer tidak terlepas dari konten yang telah dirancang sedemikian rupa untuk menarik perhatian audiens. Namun, hati-hati, jangan sampai Anda tidak memberikan ruang pada influencer untuk berimprovisasi. Anda tidak mungkin memaksakan influencer yang biasa bersenda gurau di akunnya untuk menyampaikan materi pemasaran dengan pembawaan serius. Influencer yang bisa berpromosi dengan ‘tulus’ adalah segalanya. Percayakan dia untuk berkreasi dengan caranya sendiri tanpa melenyapkan value produk.

Pikirkan Dampak Produk pada Influencer

Sama seperti Anda yang tidak mau influencer menggagalkan pemasaran produk Anda, Anda juga perlu berpikir apa yang bisa brand Anda berikan terhadap personal branding dari influencer tersebut. Apakah nilai-nilai brand Anda sejalan dengan apa yang diyakininya? Apakah brand Anda bisa meningkatkan kualitas dirinya sebagai influencer? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda jawab.

Optimalkan Pemilihan Influencer Melalui Analisa

Dengan menganalisa performa brand di media sosial, menemukan orang-orang yang tepat untuk dijadikan influencer menjadi mungkin. Mungkin hal ini luput dari perhatian Anda, tapi ada ratusan akun yang berpotensi membicarakan produk Anda dengan jauh lebih efektif dibanding hanya bergantung pada jumlah followers. Kesempatan ini sayang jika Anda lewatkan.

Kekuatan media sosial dalam menyampaikan pesan sudah tidak dapat diragukan lagi, karena itu hindari kerugian pada brand hanya karena keliru memilih influencer.

Semoga sukses.

 

* Artikel ini telah dipublikasikan di YOT Magazine edisi Juli 2016.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.