ilustrasi: pagan research

Sebagai Negara agraris, tentunya Indonesia kaya akan sumber daya alam di bidang pertanian yang melimpah. Tentunya hal tersebut juga harus diimbangi dengan pengelolaan SDA yang baik. Hal ini dilihat sebagai peluang oleh beberapa pendiri startup di bawah ini. Mereka yang ingin berkontribusi agar industri pertanian di Indonesia dapat dikelola lebih baik lagi. Apa saja startup agribisnis di Indonesia? Berikut ini ada empat yang kami rangkum, dari banyaknya startup agribisnis di Indonesia.

  1. Sayurbox

Sayurbox - beautynesia

Sumber foto: beautynesia

Melihat panjangnya mata rantai dari petani ke konsumen, membuat Amanda Susanti, CEO dan Founder Sayurbox berinisiatif untuk mendirikan sebuah platform yang dapat menghubungkan langsung petani ke konsumen. Dengan konsep farm-to-table, Sayurbox menghadirkan sayuran dan buah segar berkualitas dari petani lokal Indonesia ke konsumen di hari yang sama. Selain itu, Sayurbox juga menjaga kualitas buah dan sayur dengan menyediakan bahan segar organik yang bebas pestisida. Selain melalui website, saat ini Sayurbox juga melayani order melalui aplikasi.

Bahkan, Sayurbox telah mendapatkan pendanaan. Dilansir dari katadata, pendanaan pertama yaitu di Januari 2018, Patamar Capital memberikan nilai investasi sekitar US$ 300 ribu atau Rp 4,2 miliar (dengan asumsi kurs Rp 14ribu/US$), yang ternyata Sayurbox juga mendapatkan investasi tambahan dari Insignia Ventures.

 

  1. TaniHub

tanihub - tanihub

Sumber foto: tanihub

Sama seperti Sayurbox, TaniHub hadir untuk memutus mata rantai yang panjang dari petani ke konsumen dan juga memudahkan petani dalam menawarkan hasil panen mereka ke pemilik bisnis makanan. TaniHub berdiri dari tiga pilar utama, yaitu teknologi, petani dan dampak sosial dan berdiri dari misi untuk memberdayakan petani lokal dengan menyediakan akses pasar dan akses keuangan.

Komitmen para founder TaniHub yang tinggi untuk mengatasi masalah di bidang pertanian akhirnya TaniGroup (grup yang menaungi TaniHub dan TaniFund) melahirkan TaniFund yaitu layanan platform crowdfunding dan crowdlending yang membantu para petani untuk mendapatkan dana pinjaman untuk budidaya pertanian di tahun 2017. Dilansir dari dailysocial, TaniFund telah menyalurkan dana lebih dari Rp 75 miliar ke 2.100 petani dalam 83 proyek budidaya.

 

  1. iGrow

igrow - eastvc

Sumber foto: east.vc

Lain lagi dengan iGrow, platform ini hadir untuk membantu para petani lokal dengan mengoptimalkan lahan yang belum diberdayakan secara maksimal agar bisa menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi. Dilansir dari situs iGrow, di pasar Indonesia sendiri iGrow berhasil mempekerjakan 7.500 lebih petani di 2.500 hektar lebih lahan serta memperoleh hasil panen yang berkualitas.

Dilansir dari CNN Indonesia, di tahun 2016 iGrow mendapatkan pendanaan dari dua pemodal ventura, yaitu East Ventures dan 500 Startups dengan jumlah yang tidak diungkap. Bahkan, di pertengahan tahun lalu, bisnis yang didirikan pada September 2014 ini telah menyalurkan dana hingga Rp 80 miliar kepada lebih dari 3.500 petani.

 

  1. Kecipir

Kecipir - blog kecipir

Sumber foto: blog Kecipir

Satu lagi adalah Kecipir, marketplace untuk produk sayur, buah, bumbu hingga ayam organik berkualitas yang hadir unruk memotong mata rantai distribusi produk menjadi lebih ringkas. Dilansir dari dailysocial, platform yang sebelumnya diberi nama LOFMart ini di tahun 2016 telah memiliki 45 agen yang tersebar di wilayah Jabodetabek dengan jumlah anggota mendekati 1.000 pelanggan yang telah melakukan pemesanan.

Hingga berita terakhir mengenai Kecipir di tahun yang sama, Kecipir telah membuka layanan di wilayah Jakarta Barat dengan 5 agen dan bulan Mei 2016 melayani Jakarta Utara dan Jakarta Timur dengan 10 agen baru.