talkshow-media sosial-analitik-launching-gdianalytics-gdilab

Pada hari Jumat, 18 Maret 2016, bertempat di Cinemaxx Theater FX Sudirman, Jakarta Pusat, GDILab resmi meluncurkan produk analitik terbaru, GDIAnalytics. Produk ini merupakan Social (Twitter-Facebook-Instagram) Intelligence Platform, yang mampu memantau dan menganalisa performa ketiga media sosial tersebut untuk membantu perusahaan, startup, UKM, dan pelaku bisnis dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk mereka.

Selain peluncuran produk, GDILab turut mengadakan forum diskusi mengenai penggunaan olahan data acak (unstructured data) di media sosial sebagai digital market insight. Diskusi tersebut menghadirkan lima orang pembicara yakni Billy Boen (Managing Partner GDILab), Jefri Dinomo (VP Product Development GDILab) Gunawan Susanto (CEO IBM Indonesia), Roy Simangunsong (Country Head Twitter Indonesia), dan Tom Leetrakul (Founder dan CEO Digital Associates, GDILab Partner).

Bagi sebagian besar pelaku bisnis, terutama UKM, terlibat dalam pemasaran media sosial secara efektif adalah hal yang sangat penting. Namun, keinginan ini biasanya terhalang oleh biaya yang besar untuk menggunakan jasa konsultasi analitik. Padahal, media sosial sudah menjadi penentu strategi pemasaran yang bisa membantu mereka mengetahui apa yang diinginkan oleh masyarakat. Fenomena ini yang coba ditangkap oleh GDILab.

Pemanfaatan media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram oleh GDILab, dilatarbelakangi fakta bahwa ketiganya memiliki unstructured data yang berpotensi untuk diolah menjadi digital market insight.

Sebagai media sosial dengan banyak sekali pengguna, Facebook menjadi wadah untuk berbagi berbagai macam hal, termasuk berinteraksi dengan Fan Page sebuah brand atau produk. Begitu pun halnya dengan Twitter. Twitter menjadi wadah bagi masyarakat untuk membicarakan suatu topik yang berkaitan dengan sebuah brand atau produk, serta meng-update diri dengan beritaberita terkini. Sedangkan untuk Instagram, kini telah dimanfaatkan sebagai wadah berkampanye melalui hashtag tertentu, dan bisa direspon oleh followers dengan mudah. Opini yang dibangun publik mengenai suatu produk biasanya jujur, apa adanya, dan tidak mengada-ngada.

Kini, keberadaan unstructured data pada ketiga media sosial tersebut semakin dimanfaatkan dengan kehadiran GDIAnalytics. GDIAnalytics sendiri merupakan perpaduan dari dua produk yang diciptakan sebelumnya, Polaris dan Iris. Produk ini semakin mengukuhkan posisi GDILab sebagai perusahaan Indonesia pertama yang menyediakan perangkat lunak alat analitik terbuka sebagai bagian dari layanan atau Software as a service (SaaS).

Dikembangkan dalam bentuk dashboard, fitur-fitur GDIAnalytics membuat pengguna dapat mengetahui apa yang dibicarakan orang mengenai produk atau brand yang bersangkutan, mengukur performa buzzer, siapa saja yang ikut mempromosikan kampanye berikut lokasinya, serta seberapa populer kampanye pemasaran yang telah dijalankan. GDIAnalytics juga bisa menunjukkan jumlah interaksi yang terjadi dalam kurun waktu tertentu dan membantu mengetahui kapan waktu yang paling efektif untuk menjangkau audiens. Sehingga, ke depannya, strategi pemasaran yang lebih akurat dapat dibentuk serta membawa hasil yang memuaskan.

Bukan hanya mudah digunakan, Facebook-Twitter-Instagram analytics monitoring platform dari GDIAnalytics juga tidak memakan banyak biaya. Sehingga, keinginan para pelaku UKM untuk dapat memaksimalkan potensi yang mereka miliki dalam dunia pemasaran digital bisa terwujud secepatnya.

Selama lebih dari dua tahun berdiri, GDILab telah menangani perusahaan besar seperti Blue Bird, Gold’s Gym, Prudential, Seven Eleven, Telkomsel, hingga program televisi Kick Andy. Bersama sejumlah brand tersebut, GDILab berperan dalam pemberian solusi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, mengembangkan produk, mengukur keefektifan influencer, serta menganalisa kompetitor.

Selain memiliki klien dari perusahaan-perusahaan besar, GDILab juga telah bekerjasama dengan salah satu perusahaan analitik terbaik di Thailand, Digital Associates Co. Ltd. (DA). DA berfokus kepada analitik suara (iklan, musik) dan analitik gambar (muka, foto). Saat ini, GDILab dan DA saling membantu dalam memasarkan teknologi masing-masing perusahaan di kedua negara.

Selain itu, GDILab didukung oleh Twitter Indonesia sebagai bagian dari ecosystem Twitter. Kerja sama yang telah dibangun oleh Twitter dan GDILab diharapkan dapat menjadi kerja sama yang berkelanjutan, yang terus berupaya memberikan dampak terbaik bagi masing-masing pihak, dan bersama-sama membantu banyak perusahaan, UKM, serta pelaku bisnis dalam memahami diri mereka sendiri dan memaksimalkan potensi yang mereka miliki.

Dengan visi dan semangat yang dibangun GDILab, GDIAnalytics siap menjadi produk analitik yang mampu bersaing dengan produk global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.